Lau Simomo : Desa Penderita Kusta di Mata "Calon" Antropolog
Date
2013Author
Harahap, R. Hamdani
Nasution, Abdullah Akhyar
Thamrin, Husni
Metadata
Show full item recordAbstract
Bagi calon antropolog, ada beberapa kemampuan dasar lapangan yang harus dimiliki. Kemampuan itu diantaranya adalah melakukan observasi dan variasinya serta melakukan ragam wawancara. Untuk bisa melakukan kedua teknik pengumpulan data tersebut. Pada dasarnya pelatihan merupakan salah satu keharusan. Ini artinya kedua keahlian itu tidak akan bisa dimiliki secara otomatis tanpa melalui proses pelatihan berulang.
Tidak itu saja, kemampuan melakukan kedua teknik pengumpulan dasar fundamental tersebut juga hanya bisa dilakukan jika sang "calon" antropolog memahami banyak hal (terutama konsep, dalil dan teori) tentang ilmu sosial. Ini artinya kemampuan kognisi sang "calon" antropolog serta merta juga akan membantu proses pematangan kemampuan penggunaan teknik pengumpulan melalui observasi dan wawancara.
Tulisan berikut ini merupakan sebuah kompilasi dari sebuah proses pelatihan dasar yang dilakukan oleh Mahasiswa Departemen Antropologi USU di sebuah desa yang sebagian penduduknya adalah (mantan) penderita Kusta. Sebagai sebuah proses pelatihan, tulisan yang dipaparkan berikut ini secara substansi tidaklah diolah melalui proses peng-edit-an yang seharusnya layaknya sebuah karya ilmiah yang dipublikasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar para mahasiswa yang terlibat dalam proses penulisan laporan berikut ini bisa mengetahui perkembangan kemampuannya berdasarkan perbandingan tulisan berikut ini dengan tulisan yang akan dibuatnya di masa yang akan datang.