Profil Dermatofitosis pada Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta, Medan
Abstract
Introduction : Dermatophytes is a superficial fungal infection that affects skin, hair and nails which caused by
Dermatophytoses epidermophyton, Microsporum and Trichophyton.This disease is a general healt problem skin around the
world, especially at the tropical country,in thecomunities of low socioeconomic status,densely populated settlements, that
their environmental hygiene is not optimal. Prison is the very risky place with the skin disease transmission especially the skin
fungal disease.To find out the profile of dermatophytoses on prisoners at the Penitentiary Class I Tanjung Gusta Medan.
Methods : This study is a descriptive observational with cross sectional design.The result of the study is presented in tabular
form of distribution - frekuention. Subject of the study is to involve as many as 90 prisoners with dermatophytoses .The
diagnosis is made by history, dermatologic physical examination, a direct microscopic examination using KOH and culture of
scrapings skin, nails and hair.
Results : Prisoners who suffer most dermatophytoses are in the group of age 41-45 years (24.4%),the most diagnosis with
tinea cruris are 52 people (57.8%) and the most common cause is Tinearubrum amounted to 84.5%. Pendahuluan : Dermatofitosis merupakan infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit, kuku dan rambut yang disebabkan
oleh Dermatofita epidermophyton, Microsporum dan Trichophyton. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan kulit diseluruh
dunia terutama bagi masyarakat di negara beriklim tropis, status sosio ekonomi rendah, dan pemukiman padat penduduk
dengan kebersihan lingkungan yang kurang optimal. Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat yang beresiko terjadinya
penularan penyakit kulit terutama penyakit jamur kulit. Telah dilakukan penelitian guna mengetahui profil dermatofitosis pada
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta Medan.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan rancangan potong lintang. Hasil penelitian disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Subyek penelitian ini mengikut sertakan 90 narapidana dengan dermatofitosis. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dermatologis dan pemeriksaan mikroskopik langsung dengan menggunakan
KOH dan kultur dari kerokan kulit, kuku dan rambut.
Hasil : Narapidana yang menderita dermatofitosis terbanyak adalah pada kelompok usia 41-45 tahun (24.4%) dengan
diagnosis terbanyak adalah tinea kruris sebanyak 52 orang (57.8%) dan penyebab terbanyak adalah Tinea rubrum sebesar
84.5%.