Evaluasi Permasalahan Pemahaman Membaca Teks Berbahasa Inggris oleh Siswa SMA di Kota Medan

Abstract

Dalam proses belajar-mengajar bahasa Inggris, ada empat keterampilan yang diidentifikasi sangat penting; mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pemerintah Indonesia menempatkan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib untuk sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Namun pada praktiknya, pengajaran bahasa Inggris belum terlalu maksismal. Keterampilan membaca dalam hal ini membaca teks bahasa Inggris sangat penting sebab dengan membaca terbukalah peluang untung menyerap ilmu-ilmu lain yang ada. Pemahaman membaca adalah tingkatan lanjut dari keterampilan membaca. Siswa SMA diharapkan sudah menguasai keterampilan pemahaman membaca teks bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan kemungkinan besar pada jenjang perkuliahan siswa-siswa ini diharuskan membaca buku rujukan berbahasa Inggris. Oleh sebab itu penelitian yang mengungkap permasalahan-permasalahan yang ada pada proses belajar-mengajar pemahaman membaca teks berbahasa Inggris perlu untuk dilakukan. Lebih lanjut, masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah apa saja masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam kegiatan belajar-mengajar bahasa Inggris terutama pada bagian pemahaman membaca dan solusi apa yang paling mungkin untuk mengatasi permasalahan tersebut. Rancangan penelitian ini menggunakan metode campuran (kualitatif dan kuantitatif). Sumber data adalah rekaman audio-video proses belajar- mengajar pemahaman membaca teks berbahasa Inggris, hasil angket/kuesioner dan interview/wawancara dengan guru serta murid yang menjadi sampel. Data adalah kata dan kalimat hasil proses belajar dan mengajar siswa, hasil angket/kuesioner dan interview/wawancara dengan guru dan siswa terkait. Teknik analisis menggunakan analisis tematik (thematic analysis), teori yang diadopsi adalah Interlanguage oleh Selinker (1972). Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada empat masalah utama dari pihak siswa ketika menghadapi materi pemahaman membaca yaitu 1) kurangnya ketertarikan dan semangat belajar, 2) kurangnya kemampuan dasar Bahasa Inggris siswa, 3) malu dan takut menggunakan Bahasa Inggris, dan 4) Buku ajar dianggap kurang menarik. Selanjutnya, masalah yang dihadapi guru ketika mengajar pemahaman membaca adalah 1) kurangnya ketertarikan dan semangat belajar siswa, 2) Guru sebagai pusat pengajaran, 3) sedikit respons dari siswa, dan 4) alokasi waktu belajar kurang. Solusi yang diajukan oleh peneliti adalah dengan memasukkan unsur budaya pada saat mengajar bahasa asing sehingga menambah daya tarik bahasa tersebut dan mengaplikasikan metode/teknik ajar yang tidak hanya sesuai materi namun juga sesuai dengan karakteristik siswa.