Penggunaan Petanda Biokimia Asam Hialuronat Serum Terhadap Penilaian Hasil Pengobatan Osteoartritis Lutut
Abstract
Osteoartritis lutut merupakan salah satu artritis yang paling sering ditemukan dan sering menimbulkan disabilitas kronis. Etiopatogenesis OA belum sepenuhnya diketahui. Inflamasi diduga berperan dalam patogenesis OA. Penyempitan celah sendi yang diukur secara radiografi cenderung terjadi pada penyakit yang sudah lanjut. Cara lain untuk menilai perubahan structural pada OA adalah dengan penggunaan petanda biologis. Bermacam-macam petanda biologis tulang, kartilago dan sinovial yang menggambarkan OA dapat dipakai untuk mengidentifikasi pasien dengan resiko progresifitas OA yang tinggi dan untuk menilai kemajuan pengobatan karena petanda biologis menunjukkan perubahan yang lebih cepat disbanding radiografi. Belum ada satu studi pun yang menggunakan petanda biologis dalam menilai hasil pengobatan OA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hasil pengobatan OA lutut dengan menggunakan petanda biologis asam hialuronat serum.
Studi ini merupakan prospektif eksperimental, acak, tersamar ganda, placebo control dan paralel yang difollow-up selama 12 minggu. Empat puluh empat orang pasien OA lutut (berdasarkan kriteria ACR 2000) dibagi atas 2 grup terapi yaitu tanpa diacerein dan diacerein masing-masing berjumlah 22 orang. Karakteristik dasar berikut dicatat pada awal dan akhir studi yaitu demografi (usia, jenis kelamin), indeks massa tubuh, lama menderita OA, derajat OA berdasarkan klassifikasi Kellgren Lawrence, Visual Analogue Scale (VAS) untuk menilai nyeri selama aktivitas sehari-hari, Lequesne’s index (LI) untuk menilai disabilitas fungsional dan pengukuran dua petanda biologis yaitu asam hialuronat serum (AHs). Sesudah 12 minggu pengobatan VAS, LI, AHs diukur kembali untuk mengevaluasi hasil pengobatan.
Karakteristik dasar dianalisis dengan mean ± SD menggunakan uji t independent. Uji t berpasangan untuk sampel yang berpasangan untuk membandingkan nilai VAS, LI, AHs pada awal dan akhir penelitian pada kelompok I dan II. Ujikorelasi Pearson dan Spearman’s untuk menilai hubungan antar variable pada awal dan akhir penelitian pada kelompok I dan II. Nilai p < 0.05 dianggap signifikan. Seluruh data dianalisis dengan SPSS versi 15.0.