Hubungan Polimorfisme Gen ACTN-3 (R577X) dengan Daya Ledak Otot pada Siswa Sekolah Sepakbola di Medan

Abstract

Gen ACTN-3 merupakan gen yang mengkode sebuah protein sarkomer yang hampir secara keseluruhan diekspresikan dalam serat otot cepat dan menghasilkan daya ledak otot. Daya ledak (power) adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. Daya ledak merupakan komponen penting dalam olahraga sepakbola. Variasi genotif (polimorfisme) ACTN-3 (R/X) cenderung memiliki daya tahan yang lebih baik. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara varian genotif ACTN-3 (polimorfisme) dan daya ledak otot. Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah sepakbola berusia 11-14 tahun yang berjumlah 33 orang. Daya ledak otot diukur menggunakan tes standing broad jump. Varian genotif (polimorfisme) gen ACTN-3 diidentifikasi menggunakan PCR-RFLP dari sampel sel bukal. Uji Fisher Exact digunakan untuk mengetahui hubungan antara polimorfisme gen ACTN-3 dengan daya ledak otot. Hasil studi menunjukkan varian genotif ACTN-3 yang memiliki alel R cenderung menunjukkan daya ledak otot kategori diatas rata-rata dan tinggi, sementara varian genotif yang memiliki alel X lebih banyak menunjukkan daya ledak otot dalam tingkat rata-rata. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan signifikan antara polimorfisme gen ACTN-3 dengan daya ledak otot pada siswa sekolah sepakbola kota Medan (p<0,001) dengan kekuatan korelasi kuat (c=0,623).

ACTN-3 gene is a gene that encodes a sarcomere protein that is almost expressed entirely in fast muscle fibers and produces muscle explosive power. Power is an ability of the muscles to overcome load resistance with high strength and speed in a complete motion. Explosive power is an important component in soccer. Genotypic variations (polymorphisms) of ACTN-3 (R/X) tend to have a better endurance. The purpose of this study was to analyze the relationship between ACTN- 3 genotype variant (polymorphism) and muscle explosive power. The subjects of this study were students of football schools aged 11-14 years, as many as 33 people. Muscle explosive power was measured using standing broad jump test. The genotype variant (polymorphism) of ACTN-3 gene was identified using PCR-RFLP from a buccal cell sample. Fisher Exact test was used to determine the relationship between ACTN-3 gene polymorphism and muscle explosive power. The results of the study show that genotypic variant of ACTN-3 which has an R allele tends to show muscle explosive power above the average and high categories, while the genotypic variant that had X alleles show more muscle explosive power on an average level. This study shows that statistically there is a significant relationship between ACTN-3 gene polymorphism and muscle explosive power in soccer school students in Medan (p<0.001) with strong correlation (c=0.623).