Nihongo no Boin no Musei-ka
Abstract
This study analyzes the Japanese Vowel Sound Devoicing Acoustic by
Japanese Learners. This study uses the theory of Acoustic Phonetics with Praat
program to measure the duration of the vowel [i] and [w] . This study analyzes 18
target words spoken by four learners; two learners are from Sekolah Tinggi Bahasa
Asing Harapan and two learners are from Japanese Department, Faculty of
Humanities, Universitas Sumatera Utara. As a model of speech are native speakers of
Japanese. The study begins with a voice recording of learners in Medan. The target
words are divided into three parts; six words with [i] and [w] vowels in the beginning
of the syllable, six-words with [i] and [w] vowels are in the middle of the syllable, and
the six other words with [i] and [w] vowels are in the end of the syllable. The problems
analyzed in this study are: How are the acoustic devoicing features of /i/ and /u/ BVBJ
of Japanese language learners in Medan at the beginning, middle, and end syllable?;
How are the pattern accents of the target words spoken by Japanese learners in
Medan?; How is the learning concept of BVBJ /i/ and /u/devoicing in Japanese
language learners?
The findings in acoustic features, based on praat analysis by vowel duration
measurements through [i] and [w] devoicing in beginning, middle, and end syllable
spoken by four speakers of Japanese language learners do not optimally occur. It is
known that the Japanese language concept, the vowel [i] and have low duration
while being among certain consonants. From the results of the analysis is, however,
found that speakers of Japanese language learners in Medan tend to pronounce the
vowel [i] and [w] in high or long duration. For the intensity of [i] and [w] vowel on
beginning, middle, and end syllable are found that the basic intensity, minimum
intensity, and the intensity of the 18 target words spoken by Japanese learners are also
not spoken closely to the Japanese model speaker yet. In general, the intensity of
model speaker’s desible is stable. Furthermore, for the frequency of [i] and [w]vowel
in beginning, middle, and end syllable, also has not been maximum devoicing on
learners. There are only two accent patterns in Japanese language; the high
tonesandlow tones that can serve as meaning differentiator. Based on acoustic
analysis on the learners, the accent pattern has not been proper that a certain correct teaching pattern based on intonation and pronunciation tones is needed. In Japanese
pronunciation, vowel devoicing can not just be ignored. Devoiced vowels are needed
to be pronounced well in order to make the Japanese language users speak native-like.
In fact, there are the unfluency of Japanese learners in Medan in pronouncing
Japanese vowels when compared to native Japanese speakers. The sound of these
speeches are the measurement of [i] and [w] vowel duration in the 18 target words of
three syllable; in the beginning, middle, and end syllable. The concept of appropriate
learning is through the use of computer facilities with praat program. Penelitian ini menganalisis Akustik Pengawasuaraan Bunyi Vokal Bahasa
Jepang oleh Pembelajar Bahasa Jepang. Penelitian ini menggunakan teori Fonetik
Akustik dengan Program Praat dalam mengukur durasi vokal [i] dan [w]. Penelitian ini
menganalisis 18 kata target yang dituturkan oleh empat penutur pembelajar, yaitu dua
orang dari Jurusan Program Studi Bahasa Jepang Sekolah Tinggi Bahasa Asing
Harapan dan dua orang dari Jurusan Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara. Sebagai model tuturan adalah penutur asli
bahasa Jepang. Penelitian dimulai dengan merekam suara dari penutur pembelajar di
Medan. Kata target dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu enam kata yang posisi vokal [i]
dan [w] berada di silabe awal, enam kata yang posisi vokal [i] dan [w] berada di silabe
tengah, dan enam kata yang posisi vokal [i] dan [w] berada di silabe akhir.
Permasalahan yang dianalisis dalam penelitian, yaitu: Bagaimanakah ciri
akustik pengawasuaraan BVBJ /i/ dan /u/ pembelajar Bahasa Jepang di Medan pada
silabe awal, silabe tengah, dan silabe akhir? Bagaimanakah pola aksen kata target
yang dituturkan oleh pembelajar Bahasa Jepang di Medan? Dan bagaimanakah
konsep pembelajaran pengawasuaraan BVBJ /i/ dan /u/ pada pembelajar Bahasa
Jepang? Temuan dari segi ciri akustik, yaitu berdasarkan analisis praat melalui
pengukuran durasi vokal [i] dan [w] di silabe awal, tengah, dan akhir, yang dituturkan
oleh empat orang penutur pembelajar Bahasa Jepang belum secara maksimal
pengawasuaraan terjadi. Diketahui bahwa konsep bahasa Jepang, vokal [i] dan [w]
saat berada di antara konsonan tertentu, durasinya rendah. Akan tetapi, dari hasil
analisis ditemukan bahwa penutur pembelajar Bahasa Jepang di Medan cenderung
durasi vokal [i] dan [w] tinggi atau lama. Untuk intensitas vokal [i] dan [w] pada silabe
awal, tengah, dan akhir ditemukan bawa intensitas dasar, intensitas minimal, dan
intensitas dari 18 kata target yang dituturkan oleh pembelajar bahasa Jepang juga
belum maksimal mendekati penutur model orang Jepang. Secara umum ukuran
intensitas penutur model desibelnya stabil tidak turun naik. Selanjutnya, untuk
frekuensi vokal [i] dan [w] di silabe awal, tengah, dan akhir, juga belum maksimal
terjadi pengawasuaraan pada penutur pembelajar. Pola aksen bahasa Jepang hanya
dua, yaitu nada tinggi dan nada rendah yang dapat berfungsi sebagai pembeda makna.Berdasarkan analisis akustik terhadap penutur pembelajar, pola aksennya belumlah
benar sehingga diperlukan pola pengajaran yang tepat berdasarkan intonasi dan nada
pengucapannya. Pada pelafalan bahasa Jepang, pengawasuaraan bunyi vokal tidak
dapat diabaikan begitu saja. Diperlukan vokal yang menjadi takbersuara dilafalkan
dengan sebenar-benarnya agar pemakai bahasa Jepang dapat berbicara dengan baik
dan lancar selayaknya seorang penutur asli (native like). Pada kenyataannya, terdapat
ketidakfasihan pembelajar bahasa Jepang di Medan dalam melafalkan bunyi vokal
bahasa Jepang bila dibandingkan dengan penutur asli Jepang. Bunyi tutur ini adalah
pengukuran durasi vokal [i] dan [w] pada 18 kata target dari tiga silabe, yaitu awal,
tengah, dan akhir. Konsep pembelajaran yang tepat adalah melalui penggunaan sarana
komputer dengan program praat.