Krioterapi Pada Penatalaksanaan Glaukoma Neovaskular
Abstract
Pendahuluan : Glaukoma neovaskular berpotensi membutakan mata sebagai akibat komplikasi serius dari penyakit mata yang menyertai ataupun penyakit sistemik.
Metode : laporan kasus. Seorang laki-Iaki usia 68 tahun dengan keluhan nyeri mata kanan. Dialami pasien dalam waktu bulan ini yang semakin memberat dalam 3 bulan terakhir. Tajam penglihatan mata kanan no light perception (NLP) , mata kiri 5/60. TIO 0D : SOmmHg, TIO OS: 18mmHg. Segmen anterior OD:iris neovaskularisasi 360oC, pupil: bulat, RC (+), diameter 5-6mm. funduskopi 0D: media: keruh,papil ,retina, makula: sulit dinilai; OS: media: agak keruh, papil : bulat,batas tegas,COR 0.S-0.6,AVR 2/3, retina: perdarahan (-), eksudat(-), makula : RF (+).
Hasil : manitol Lv dan obat antiglaukoma diberikan sehari sebelum PRC kemudian TIO turun menjadi 0D:32mmHg;OS:18mmHg. PRC dilakukan di 8 arah jam pada suhu -60oC. Setelah dilakukan krioterapi panretinal hari pertama TIO 0D : 25mmHg, ha . kedua :22mmHg , neovaskularisasi masih tampak
Simpulan : Panretinal cryoterapi cukup efektif dilakukan untuk menurunkan tekanan intraokular pad a kasus glaukoma neovaskulaI
media keruh yang tidak memungkinkan dilakukan panretinal photocoagulation