Gambaran Kepuasan Pernikahan pada Pasangan yang Menikah dengan Pariban dalam Suku Batak
Abstract
Marital Satisfaction is an evaluation of the subjective feelings of happiness, delightful experience, positive feeling toward the marital relationship and the fulfillment of expectations and needs of the couples in the marriage. This research aimed to describe the marital satisfaction in couples who married with their Pariban in Batak ethnic group. The aspects of marital satisfaction in Pariban marriage consist of 10 aspects by Olson & McCubbin (1983), of which are: personality issue, communication, conflict resolution, financial management, leisure activity, sexual relationship, children and marriage, religious orientation, family and friends, as well as egalitarian role.
The approach used in the present research is an qualitative method by conducting in-depth interviews and the technique theory-based of four respondents or two married couples. The first and second respondents are Pariban couples who married through the process of courtship, while the third and fourth respondents are Pariban couples who married through arranged marriage.
The results showed that marital satisfaction experienced by the first and second respondents were different from the one experienced by the third and fourth respondents. The couples 1 and 2 found that wives were more satisfied in marriage than the husband. These results received visits from his wife over the husband's personality because of the degree of a wife in Batak culture is lower than the husband, the wife is more accepted if the household does not have a boy despite the Batak culture has not had a boy not yet perfect wedding. Wife's role in trying to reduce problems due to marriage pariban household, if you have a problem then both families will have problems. Although married in a different way but remain higher marital satisfaction than husbands to wives, it is evident from the many aspects that are met. Advice from the results of this study are for couples who marry in order to appreciate the role pariban husband / wife because the husband / wife has a life partner is not for couples cousins again and pariban provide equal parenting in children, although a tad higher in rank than girls. Kepuasan pernikahan merupakan evaluasi perasaan subjektif akan kebahagiaan, pengalaman menyenangkan, perasaan positif terhadap hubungan pernikahan serta terpenuhinya harapan dan kebutuhan pasangan dalam hubungan pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah dengan pariban dalam Suku Batak. Adapun aspek-aspek kepuasan pernikahan pada pernikahan pariban dianalisa meliputi 10 aspek dari Olson & McCubbin (1983) yaitu: personality issue, communication, conflict resolution, financial management, leisure activity, sexual relationship, children and marriage, religious orientation, family and friends, egalitarian role.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam (Indepth interview) dan teknik pengambilan sampel berdasarkan teori terhadap 4 orang responden atau dua pasang, yang merupakan pasangan suami-istri. Responden 1, 2 merupakan pasangan pariban yang menikah melalui proses pacaran, dan responden 3, 4 merupakan pasangan pariban yang menikah melalui perjodohan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pernikahan yang dialami oleh responden 1 dan 2 berbeda dengan kepuasan pernikahan yang dialami oleh responden 3 dan 4. Dari pasangan 1 dan 2 didapatkan bahwa istri lebih puas dalam pernikahan dibandingkan dengan suami. Hasil ini dilihat dari istri lebih menerima kepribadian suami karena derajat seorang istri dalam Budaya Batak lebih rendah dari suami, istri lebih menerima jika dalam rumah tangga belum memiliki anak laki-laki meskipun dalam Budaya Batak belum memiliki anak laki-laki pernikahan belum sempurna. Peran istri berusaha mengurangi masalah dalam rumah tangga karena pernikahan pariban, jika memiliki masalah maka kedua keluarga akan mengalami masalah. Walaupun menikah dengan cara yang berbeda namun kepuasan pernikahan tetap lebih tinggi pada istri daripada suami, hal ini terlihat dari banyaknya aspek yang terpenuhi. Saran dari hasil penelitian ini adalah bagi pasangan yang menikah dengan pariban supaya lebih menghargai peran suami/istri karena suami/istri sudah menjadi pasangan hidup bukan sepupu lagi dan bagi pasangan pariban memberikan pola asuh yang sama pada anak walaupun anak laki-laki lebih tinggi derajatnya daripada anak perempuan.
Collections
- SP - Psychology [723]