Gambaran Identitas Diri pada Remaja yang Mengalami Kecanduan Internet
Abstract
Masa remaja merupakan salah satu periode yang penting di sepanjang
rentang kehidupan manusia, dimana pada periode ini terjadi pencarian identitas
diri. Identitas diri dapat terbentuk melalui interaksi yang terjadi dengan orang lain.
Saat ini remaja tidak hanya dapat melakukan interaksi secara langsung akan tetapi
remaja juga banyak melakukan interaksi melalui internet. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran identitas
diri pada remaja yang mengalami kecanduan internet. Sampel dalam penelitian ini
adalah 108 remaja pengguna internet yang berusia 18-21 tahun, yang berada di
kota Medan. Subjek diperoleh dengan teknik incidental sampling. Alat ukur yang
digunakan adalah skala kecanduan internet yang disusun berdasarkan komponen
kecanduan internet yang dikemukakan oleh Griffiths dan skala status identitas diri
yang disusun berdasarkan ada tidaknya krisis dan komitmen pada status identitas
yang dikemukakan oleh Marcia.
Melalui pengukuran dan pengklasifikasian diperoleh hasil utama mengenai
gambaran identitas diri remaja yang mengalami kecanduan internet yaitu
sebanyak 38 orang (35,19%) berada pada status identitas achievement, 29 orang
(26,85%) berada pada status identitas moratorium, 23 orang (21,30%) berada pada
status identitas foreclosure dan 18 orang (16,67%) berada pada status identitas
diffusion. Hasil penelitian tambahan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
status identitas yang dimiliki oleh subjek ditinjau dari jenis kelamin dimana lakilaki
dan perempuan paling banyak berada pada status identitas achievement yaitu
sebanyak 21 orang (19,44%) laki-laki dan 17 orang (15,74%) perempuan.
Berdasarkan aplikasi internet yang digunakan dilihat terdapat perbedaan status
identitas yang dimiliki oleh subjek, dimana untuk aplikasi website dan websearch
subjek paling banyak berada pada status identitas achievement, yaitu sebanyak 27
orang (22,22%) pengguna website dan 5 orang (4,63%) pengguna websearch,
sementara untuk aplikasi game online mayoritas subjek yaitu sebanyak 10 orang
(9,26%) berada pada status identitas diffusion. Adolescence is one of important period in human life-span, which is in this
period people will explore self identity. Self identity can be formed through
interaction with other people. Today, adolescent interact with others not only
directly face to face, but also do interaction via internet. This descriptive research
aims to know self identity in adolescent who have internet addiction. The subject
in this research is 108 adolescent aged 18-21 who have internet addiction, who
live in Medan. The subject is choosen with incidental sampling. Measurement tool
used in this research is internet addiction scale according to Griffiths and identity
status scale based on crisis and commitment in identity status that according to
Marcia.
Through measurement and classification, we got the main result about self
identity subject that 38 adolescent (35,19%) is in identity achievement, 29
adolescent (26,85%) is in identity moratorium, 23 adolescent (21,30%) is in
identity foreclosure, and 18 adolescent (16,67%) is in identity diffusion. An extra
result of research showing that there is no difference in identity status viewed
from sex, in which majority boys and girls is in identity achievement, 21 boys
(19,44%) and 17 girls (15,74%). From the using of internet application result
shows that there is difference in identity status, in which majority subject who use
website and websearch is in identity achievement that 27 adolescent (22,22%)
who use website and 5 adolescent (4,63%) who use websearch. Majority subject
who use game online, 10 adolescent (9,26%) is in identity diffusion.
Collections
- SP - Psychology [723]