Analisis Peran Keteng-Keteng Dalam Ensambel Gendang Telu Sendalanen Sebagai Media Dalam Konteks Upacara Erpangir Ku Lau Di Desa Kuta Mbelin Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo
Abstract
Penelitian ini fokus pada analisis peran keteng-keteng dalam konteks ansambel gendang telu sendalanen sebagai media dalam upacara erpangir kulau di desa Kuta Mbelin Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Kajian ini dilakukan untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang peranan alat musik keteng-keteng dalam ensambel gendang telu sendalanen yang digunakan sebagai media dalam pelaksanaan kerja erpangir ku lau pada etnik Karo, dimana erpangir kulau merupakan salah satu tradisi erpangir ke air mengalir yang diyakini dapat membersihkan diri, membuang sial, mengobati penyakit, dan mendatangkan rezeki yang dipandu oleh guru. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan interdisiplin dengan metode penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan kondisi pelaksanaan di lokasi penelitian. Beberapa teori yang digunakan dalam mendukung penelitian ini di antaranya teori fungsional, teori ritual, teori semiotika, teori difusi kebudayaan. Data-data dikumpulkan melalui, studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah analisis dilakukan, ditemukan hasil bahwa alat musik keteng-keteng dalam ensambel gendang telu sendalanen memiliki peran yang sangat penting sebagai pembawa ritme. Peranan keteng-keteng lebih dominan pada saat memainkan gendang perseluken, peranan irama yang kian cepat akan berpengaruh dalam proses terjadinya seluk pada guru yang merupakan pemimpin dalam pelaksanaan upacara tersebut. Dalam pelaksanaan ergendang, musik diawali dengan tempo lambat. memainkan lagu mari-mari, yang artinya kemari. Lagu ini biasa dimainkan untuk memanggil roh-roh yang ada di sekitar tempat tersebut. Kemudian pada saat memainkan lagu pesuluken, sekitar 25 menit kemudian guru mengalami kesurupan (intrance), kemudian pihak sukut berkomunikasi dengan roh-roh melalui tubuh guru. Mereka mengucap syukur atas kesembuhan dari penyakit dan menanyakan berbagai hal mengenai langkah-langkah atau rencana yang akan dilakukan pada masa-masa yang akan datang. Pembelajaran alat musik tradisional keteng-keteng sebagaimana dengan pembelajaran alat musik tradisional lainnya, dilakukan secara lisan oleh orang yang telah terampil memainkan salah satu alat musik ke generasi berikutnya yang berkeinginan. Demikian halnya dengan alat musik keteng-keteng dilakukan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain belajar langsung dengan guru, sebagian masyarakat Karo juga ada yang mempelajari alat musik tradisional keteng-keteng secara mandiri (otodidak) dengan cara mendengar rekaman, kemudian memainkannya. Analisis Peran Keteng-Keteng Dalam Ensambel Gendang Telu Sendalanen Sebagai Media Dalam Konteks Upacara Erpangir Ku Lau Di Desa Kuta Mbelin Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo