Determinan Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Tempat Tidur (Bed Occupancy Rate / BOR) Di RSU Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan
Abstract
Rumah Sakit (RS) merupakan salah satu komponen dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Untuk menilai keberhasilan suatu RS dapat dilihat dari pencapaian pemanfaatan tempat tidur, Apabila penggunaan tempat tidur tidak mencapai standar yang diinginkan menandakan pelayanan RS tersebut tidak efisien dan efektif.
Angka pemanfaatan tempat tidur di RSU Sipirok pada tahun 1998 hanya mencapai 8% dan tahun 2002 mencapai 34%. Angka pemanfaatan tempat tidur yang ditetapkan pemerintah adalah 60% sampai dengan 80%. Rendahnya angka pemanfaatan tempat tidur di RSU Sipirok disebabkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor tersebut antara lain: sumber daya manusia, fasilitas, cara pembayaran, lokasi, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, angka kesakitan, promosi, pendanaan, sosio-kultural, demografi dan geografi suatu wilayah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam yang menggunakan analisa domain dengan memilih pola hubungan sebab akibat, yang bertujuan untuk mengetahui determinan faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan tempat tidur di RSU Sipirok
Pada penelitian ini ditemukan beberapa determinan vang sangat berpengaruh terhadap rendahnya pemanfaatan tempat tidur di RSU Sipirok,'antara lain: sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan klasifikasi RS kelas C, fasilitas yang tidak memadai dan masih ada yang belum difungsikan dikarenakan tenaga yang menggunakannya tidak ada. khususnya tenaga ahli. Lokasi RSU Sipirok yang strategis ternyata masih belum dapat dicapai oleh sebagian masyarakat diwilayah kerjanya. Demikian juga dengan angka kesakitan yang terdapat diwilayah kerja RS menunjukkan tidak dipergunakannya tempat tidur karena tidak pernah terjadi wabah dan ataupun kejadian luar biasa. Hal yang sama terjadi pada promosi, sistim rujukan, sosio-kultural dan geografi.
Promosi yang tidak pernah dilakukan pihak manajemen RS menyebabkan masyarakat tidak mengetahui bentuk dan jenis pelayanan di RS dan juga bentuk dan jenis tenaga yang tersedia. Sistim rujukan yang dilakukan puskesmas tidak mendukung upaya peningkatan tempat tidur RS dan sosio-kultural masyarakat di daerah penelitian juga tidak mendukung untuk pencapaian pemanfaatan tempat tidur karena lebih memilih mencari pelayanan kesehatan di daerah masing-masing karena keadaan geografi yang berat dan menyebabkan angka pemanfaatan tempat tidur di RSU Sipirok rendah dan jauh dari yang ditetapkan pemerintah.
Faktor yang paling berpengaruh adalah tidak adanya tenaga dokter terutama dokter ahli untuk menggunakan fasilitas yang tersedia dan diharapkan kepada RSU Sipirok untuk dapat menjalin kerja sama dengan RS lain di wilayah yang terdekat dan kepada pemerintah setempat untuk dapat lebih memperhatikan RSU Sipirok mengingat kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan terutama pelayanan RS terus meningkat.