Perbedaan Celah Mikro Pasak Glass Prefabricated Fiber Reinforced Dan Pasak Pita Polyethylene Fiber Reinforced Dengan Menggunakan Sistem Adhesif Total- Etch (Penelitian In Vitro).
Abstract
Pasak fiber reinforced composite sering digunakan untuk menambah retensi
mahkota pada restorasi akhir setelah perawatan endodonti. Retensi pasak fiber
reinforced composite didapat melalui sistem adhesif dari semen luting resin.
Permasalahan semen luting berbahan dasar resin adalah sering terjadi polimerisasi
shrinkage sehingga menimbulkan celah mikro. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
perbedaan celah mikro pada pasak glass prefabricated fiber reinforced dan pasak pita
polyethylene fiber reinforced dengan menggunakan sistem adhesif total-etch.
Perawatan saluran akar dilakukan pada 20 buah gigi premolar pertama mandibula
yang telah diekstraksi untuk keperluan ortodonti. Bagian coronal dari gigi tersebut
dibuang, kemudian digunakan pasak glass prefabricated fiber reinforced dan pasak
pita polyethylene fiber reinforced. Untuk mengevaluasi celah mikro pada kedua pasak
adhesif tersebut digunakan teknik penetrasi zat warna methylene blue 2 %. Seluruh
sampel dibagi menjadi tiga bagian secara horizontal yaitu coronal, middle, dan apical. Bagian atas dari potongan sampel tersebut diamati dibawah stereomikroskop
dengan pembesaran 20x, kemudian diberi skor 0-4 pada daerah perluasan penetrasi
zat warna.
Hasil uji statistik Kruskal Wallis Test menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan (p < 0,05) pada kelompok pasak glass prefabricated fiber reinforced dan
pasak pita polyethylene fiber reinforced. Hasil uji statistik Mann- Whitney Test
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada bagian coronal dan middle (p<0,083)
sedangkan pada bagian apical tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p> 0,083).