Dental Fobia Pada Anak Usia 3-6 Tahun Serta Penanggulangannya
Abstract
Dental fobia adalah secara asasnya sinonim dengan rasa takut, tetapi rasa takut yang berlebihan. Rasa takut dapat mempengaruhi perilaku anak dan menentukan keberhasilan perawatan ke dokter gigi. Anak yang takut terhadap perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi merupakan hambatan bagi para dokter gigi, apalagi bila rasa takut tersebut timbul secara berlebihan dan mengakibatkan terjadinya fobia.
Terbentuknya dental fobia ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman sosial semasa kecil, seperti sikap dokter gigi yang dingin dan tidak berperasaan, beberapa prosedur kerja kedokteran gigi yang dapat menyebabkan nyeri walaupun sedikit menyebabkan anak merasa takut, kebanyakan anak yang pernah memiliki pengalaman buruk dengan dokter gigi cenderung takut terhadap suara terutama suara bor dan bau ruangan praktek dokter gigi dan ketakutan anak terhadap mati rasa atau tersedak juga bisa menyebabkan penghindaran ke praktek dokter gigi.
Usaha menunjang keberhasilan perawatan gigi dan mulut dokter gigi harus tahu cara menangani anak terutama yang berusia 3 hingga 6 tahun dengan baik. Agar perawatan gigi pada anak dapat berhasil maka dokter gigi perlu mengetahui perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosional dan sosial serta berbagai perilaku anak pada anak usia 3 hingga 6 tahun.
Perawatan yang dapat dilakukan adalah secara farmakologi dan non-farmakologi dimana secara farmakologi dilakukan dengan menggunakan obat-obatan dan perawatan secara non-farmakologi adalah salah satu cara dalam mengatasi dental fobia tanpa menggunakan obat-obatan. Perawatan tersebut antara lain TSD, komunikasi, mengalihkan perhatian, hipnotis, modeling, desensitisasi dan HOME.