• Login
    View Item 
    •   Home
    • Student Papers (SP)
    • Engineering
    • SP - Architecture
    • View Item
    •   Home
    • Student Papers (SP)
    • Engineering
    • SP - Architecture
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Terminal Feri Domestik Sekupang - Batam (Arsitektur Simbolis)

    Thumbnail
    View/Open
    Reference (98.00Kb)
    Chapter III-VII (11.87Mb)
    Chapter II (1.236Mb)
    Chapter I (197.0Kb)
    Cover (343.4Kb)
    Date
    2011-07-03
    Author
    Andiani, Dita
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan. Dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal dan menggunakan transportasi laut untuk menghubungkan pulau-pulau yang dipisahkan oleh perairan. Sehingga sejak zaman nenek moyang dulu Indonesia dikenal dengan Negara maritim yang memiliki armada yang maju dan perkembangan transportasi laut semakin berkembang pesat. Seiring perkembangan zaman semakin banyak alat transportasi yang digunakan baik transportasi udara, darat dan laut. Walaupun semakin banyak alternatif transportasi lainnya, transportasi laut masih memegang peranan yang sangat penting bagi moda transportasi penumpang ataupun barang antar pulau. Salah satu pulau yang berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia yaitu Pulau Batam dengan luas ± 415 Km2 (41.500Ha). Pulau Batam ini merupakan salah satu pulau dalam gugusan kepulauan Riau. Batam merupakan sebuah pulau di antara 329 pulau yang terletak antara Selat Malaka dan Singapura yang secara keseluruhan membentuk wilayah Batam. Oleh sebab itu, sarana transportasi laut menjadi hal yang sangat penting bagi Batam. Sebelum mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, Batam merupakan sebuah pulau kosong berupa hutan belantara yang nyaris tanpa denyut kehidupan. Seiring perkembangan, pemerintah mulai memberi perhatian khusus untuk pengembangan infrastruktur di kota Batam. Beberapa tahun belakangan ini telah digulirkan penerapan Free Trade Zone Batam (FTZ Batam), Bintan, dan Karimun yang mengacu pada UU No 36 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan kemudian dirubah beberapa kali melalui PERPU, sehingga di undangkan menjadi UU no 44 tahun 2007. Karena letaknya yang strategis di kelilingi oleh gugusan pulau-pulau termasuk Singapore dan juga penetapan Free Trade Zone Batam (FTZ Batam), maka Batam yang semakin dikenal sebagai daerah industri yang berkembang pesat semakin banyak mengundang investasi pihak asing ataupun domestik. Hal ini secara langsung mengakibatkan Batam sebagai pintu gerbang bagi masuknya dan keluarnya barang serta orang yang semakin berkembang setiap tahunnya. Selain menggunakan transportasi udara, transportasi laut menjadi hal yang sangat penting bagi Batam (mengingat Batam dikelilingi gugusan pulau). Penggunaan jalur laut yang menghubungkan Batam dengan pulau-pulau disekitar maupun dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, membuat pembangunan dan sarana transportasi laut sangat diperlukan. Berdasarkan Master Plan Pelabuhan Kota Batam, pemerintah mulai mengembangkan dan membenahi fasilitas pelabuhan untuk mendukung program Free Trade Zone Batam (FTZ Batam). Tidak hanya pelabuhan khusus barang tetapi juga pelabuhan penumpang seperti terminal feri internasional maupun domestic. Adapun pelabuhan feri di batam yaitu, terminal feri domestic dan internasional Sekupang, terminal internasional Batam Center, terminal internasional Harbour Bay, terminal internasional Waterfront, terminal internasional Nongsapura dan terminal domestic Telaga punggur. Terminal yang direncanakan pemerintah berdasarkan Master plan pelabuhan Kota Batam salah satunya adalah terminal internasional dan domestic Sekupang. Pada saat ini tahap pembanguna terminal internasional telah selesai di kerjakan sedangkan terminal domestic belum memulai tahap pembenahan. Padahal dengan adanya Free Trade Zone (FTZ) maka arus keluar masuk dari terminal domestic ataupun internasional akan meningkat sehingga memerlukan terminal yang memiliki fasilitas dan daya tampung yang dapat mengakomodir jumlah penumpang hingga tahun 2030 (sesuai dengan Master plan pelabuhan Kota Batam).Dengan adanya sebuah terminal domestik yang benar-benar mampu menampung peningkatan arus penumpang keluar dan masuk Pulau Batam maka dibutuhkan redesain terminal feri domestic Sekupang Batam dengan wajah baru serta lebih layak dengan dilengkapi sarana dan prasarana penunjang agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal , nyaman dan dapat menampung peningkatan jumlah penumpang.
    URI
    http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/26972
    Collections
    • SP - Architecture [464]

    University of Sumatera Utara Institutional Repository (USU-IR)
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsSubjectsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsSubjectsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    University of Sumatera Utara Institutional Repository (USU-IR)
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV