Wanita Dan Partai Politik (Studi Analisis Deskriptif Terhadap Partisipasi Kesempatan Wanita Berkarier Dalam Kepengurusan Partai Politik Di Kabupaten Tapanuli Utara)
Abstract
Pandangan politik merupakan ranah bagi laki-laki, sekarang hanya sekadar wacana saja. Apalagi kalau kita mencoba melihat isi yang paling aktual dewasa ini, yaitu mengenai partisipasi perempuan dalam partai politik. Dimana tingkat partisipasi politik perrempuan pada saat ini belum menunjukkan keadaan yang menggembirakan. Tingkat partisipasi yang rendah ini diakibatkan oleh minimnya kesadaran perempuan mengenai pentingnya partisipasi politik mereka. Selain itu hambatan lain, seperti kurangnnya kesempatan dan sistem patriarkhi yang mendominasi masyarakat kita. Sementara itu partisipasi perrempuan dalam politik merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan perempuan seperti, isu diskriminasi, marginalisasi, kesehatan, reproduksi, kekerasan dalam rumah tangga, dan kekerasan seksual.
Partisipasi politik dapat dipraktekkan dalam partai politik sebagai lembaga politik f ormal yang berhubungan langsung dengan pembuatan kebijakan dan pelaksanaan dari kebijakan itu, tentunya jika partai politik tersebut merupakan salah satu partai pemenang pemilu yang otomatis memiliki perwakilan di parlemen. Di dalam meningkatkan partisipasi politik perempuan, pemerintah mengeluarkan UU No. 12 Tahun 2003 dan UU No.18 Tahun 2007 tentang kuota 30% keterwakilan wanita dalam kepengurusan partai politik yang sudah diimplementasikan hingga saat ini. Berdasarkan gambaran tersebut peneliti tertarik memaparkan secara rinci bagaimana implementasi kuota 30% bagi kepengurusan wanita di partai politik, bagaimana pandangan pengurus partai perempuan mengenai kuota 30% dan bagaimana partai menberikan peluang dan kesempatan pada perempuan dalam pengembangan karieer dan politiknya sekaligus membahas hambatan-hambatan yang dialaminya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif evaluatif. Dengan metode penelitian ini, peneliti dapat menggambarkan secara rinci suatu fenomena konflik dan interaksi sosial berdasarkan instrumen-instrumen penelitian yang digunakan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu Partai Golkar, PDI-P, dan Demokrat. Populasi yang digunakan berjumlah 30 orang, populasi langsung dipakai sebagai sampel penelitian.
Dari penelitian dihasilkan kesimpulan bahwa program pemerintah mengenai kuota 30% di beberapa partai yang diteliti sudah berjalan dengan baik, keadaan ini juga terlihat dengan sudah adanya program pendidikan politik, pemberdayaan perempuan, pemerataan kesempatan dan penghapusan diskriminasi di lingkungan partai politik. Terdapat sikap yang lebih perduli terhadap perempuan termasuk kepentingan dan kebutuhan praktis dan strategisnya. Walaupun demikian partisipasi politik perempuan juga mengalami hambtan seperti peran domestik sebagai ibu rumah tangga, rendahnya pendidikan politik serta hambatan budaya patriarkhi yang merupakan faktor yang masih mempengaruhi partisipasi politik perempuan di Kabupaten Tapanuli Utara.
Collections
- SP - Sociology [484]